Selasa, 11 Juni 2013

Melahirkan Anak di Jepang (kasus di Kyoto)

Waktu itu istri saya terbang dari indonesia dengan keadaan hamil 6-7 bulan, sehingga saya harus siap-siap bertanya kesana-kemari untuk mempersiapan proses administrasi melahrikan di negeri para samurai ini yang secara umum memerlukan proses administrasi yang tidak simple...saat ini saya memiliki status pelajar sehingga dari pengurusan asuransi (bantuan) pemerintah jepang lebih mudah karena pelajar termasuk insan non-pajak alias tidak dikenakan pajak karena belum punya penghasilan standar kena pajak....hebat ya sudah di beri beasiswa tapi tidak masuk wajib pajak (heheh). Klo kita sebagai guarantor adalah pelajar maka hal-hal berikut ini perlu di lakukan sebelum istri anda melahirkan di Jepang (kasus di KYOTO):

1. anda sudah terdaftar sebagai warga asing di Jepang (punya alien registrasi card (gaikokujin torokusho waktu mendarat di Jepang), selanjutnya anda perlu registrasi tempat tinggal ke wardoffice (kuyakusho) dalam waku 14 hari, sekalian anda daftar asuransi nasional yang merupakan anjuran wajib (bila tidak anda akan membayar sangat mahal bila sakit, atau pengurusan spt bikin sim tdk bisa dilayani klo tidak terdaftar asuransi nasional).

2. pastikan keluarga anda juga sudah terdaftar nasional asuransi termasuk istri anda yang akan melahirkan semuanya di urus di ward office sesuai tempat anda tinggal. klo keluarga blm ke Jepang maka setelah menginjak jepang daftarkan asuransi mereka ke ward office tsb. Anjuran wajib istri anda sudah di cek dulu ke klinik atau RS sebelum melapor untuk kelahiran karena dari dokter kandungan (sanfujinka/gynecolog) akan ada surat pengantar atau keterangan (formal) bahwa istri anda betul hamil.

3. setelah istri memiliki asuransi nasional (hokken) dan surat keterang dari klinik atau RS, anda langsung lapor  di ward office bahwa istrinya akan melahirkan di Jepang maka pihal asuransi nanti akan menganjurkan pergi ke hokken sho office (kantor asuransi) yang di Kyoto ini lokasinya terpisah dari kantor ward office tempat membuat kartu asuransi. di Hokken sho tersebut anda diberi buku maternal and child health handbook, buku tersebut berisi laporan2 pemeriksaan anak anda kelak ketika sudah lahir plus di halaman depan buku tersebut merupakan certificate kelahiran dari pihak pemerintah Jepang yang di tandatangi/inkan oleh Mayor setempat.

4. dari pihak hokken sho (kantor asuransi) akan di berikan buku-buku penting seputar kelahiran dan perawatan anak, tahap pertama pengajuan anda di evaluasi yakni pihak asuransi akan datang kerumah anda sambil menanyakan data-data yang diperlukan, (kasus student yang free tax),

5. bila sudah OK, dari pihak hokken sho via ward office akan mengeluarkan certificate bahwa anda layak mendapat bantuan di luar biaya RS (jadi klo biaya RS saja sudah otomatis di cover, tidak melalui evaluasi2 segala), hebat kan...kesehatan di negara maju memang jempol mereka tau cara memanusiakan manusia....jadi kagak ada istilah orang miskin dilarang sakit heheh

6. beberapa minggu sebelum melahirkan (atau segera setelah di setujui kantor asuransi) anda akan di kirim pula list rumah sakit tempat melahirkan yang direkomendarsikan oleh kantor asuransi, maka pilihlah yang paling dekat dengan rumah (pengalaman) biar lebih mudah akses dan segalanya. karena RS di Jepang ini sudah di jamin, fasilitas minimumnnya ajah lebih dari layak lho..klo di bandingkan di Indonesia sangat jauh yah...heheh.

Jangan lupa langsung beralih pemeriksaan kandungan ke RS yang direkomendasikan oleh kantor asuransi sampai lahir. di RS tsb anda akan di bimbing bagaimana ngurus2 administrasi dll., tentu awal masuk anda diharuskan membawa surat-surat dari ward office yang berkaitan dengan cover asuransi dll.

7. Setelah semua OK dan bayi anda lahir, maka selanjutnya anda harus ngurus beberapa surat penting untuk bayi anda:

a. birth registration (pergi ke ward office dengan membawa surat ket lahir dari RS dan buku maternal and child health handbook) waktu maximal melapor kelahiran ke war office adalah 14 hari setelah lahir. sekaligus membuat kartu asuransi nasional buat bayi.
b. certificate of acceptance of birth notification (di wardoffice) siapkan uang 700 yen
c. certificate of residence (for baby) di ward office
d. mengurus VISA sekaligus kartu alien registration card bayi di kantor imigrasi terdekat dengan membawa point a,b, c diatas ditambah kartu alien bapak dan Ibu bayi serta passport bapak atau ibu. HEBAT hari itu juga jadi visanya (cuma 30 menitan)....geleng2 kepala nih jauuuuh banget dengan di Indonesia saya ngurus e-KTP sampe jadi ajah ampe 3 bln itu di Bandung lho...
e. setelah keluar visa maka anda perlu mengajukan surat keterangan lahir dari kedutaan/konjen RI di Tokyo/Osaka bisa dilihat di link ini http://kbritokyo.jp/layanan-publik/konsuler/surat-keterangan-kelahiran-anak/    atau   http://www.indonesia-osaka.org/layanan-publik/kelahiran/
f. setelah beres anak anda bisa membuat paspor untuk pergi keluar Jepang termasuk pulang ke tanah air bisa dilihat di http://kbritokyo.jp/persyaratan-paspor-untuk-anak/ atau http://www.indonesia-osaka.org/layanan-publik/paspor-hijau/

Kira-kira begitu teman-teman cukup banyak ya, cuma tdk sulit klo mau di urus dengan ikhlas dan penuh kesabaran jgn sampai habis waktu karena tidak tau cara atau malu dan enggan bertanya.



wass

Kyoto, 2013 June 11



Saya anti Demokrasi

oleh Cak Nun



KALAU ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas. Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam – harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namanya.


Kalau dulu Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau dulu Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.

“Agama” yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam.

Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka.Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui apresiasi terhadap Qur’an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam.Di Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik, yang karena bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun memasuki wilayah musikal Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir. Musik Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro dan entah apa lagi. Seorang teman menyapa: “Banyak nuansa Arabnya ya? Mbok lain kali bikin yang etnis ‘gitu…”Lho kok Arab bukan etnis? Bukan. Nada-nada arab bukan etnis, melainkan nada Islam. Nada Arab tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam. Sama-sama kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia Islam-menjadi bukan kolak, bukan sambal, dan bukan lalap.Kalau Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan mengambil nada Espanyola, itu primordial namanya. Kalau Gipsy King mentransfer kasidah “Yarim Wadi-sakib…”, itu universal namanya. Bahasa jelasnya begini: apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti primordial, tidak universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak memenuhi kualitas estetik dan tidak bisa masuk jamaah peradaban dunia.Itulah matahari baru yang kini masih semburat. Tetapi kegelapan yang ditimpakan oleh peradapan yang fasiq dan penuh dhonn kepada Islam, telah terakumulasi sedemikian parahnya. Perlakuan-perlakuan curang atas Islam telah mengendap menjadi gumpalan rasa perih di kalbu jutaan ummat Islam. Kecurangan atas Islam dan Kaum Muslimin itu bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum Muslimin yang mau tidak mau terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme sistem peradaban yang dominan dan tak ada kompetitornya.

“Al-Islamu mahjubun bil-muslimin“.Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri.Endapan-endapan dalam kalbu kollektif ummat Islam itu, kalau pada suatu momentum menemukan titik bocor – maka akan meledak. Pemerintah Indonesia kayaknya harus segera mervisi metoda dan strategi penanganan antar ummat beragama. Kita perlu menyelenggarakan ‘sidang pleno’ yang transparan, berhati jernih dan berfikiran adil. Sebab kalau tidak, berarti kita sepakat untuk menabuh pisau dan mesiu untuk peperangan di masa depan.(Emha Ainun Nadjib)Kalau dulu Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau dulu Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.“Agama” yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. 

Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam.Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka.Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui apresiasi terhadap Qur’an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam.Di Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik, yang karena bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun memasuki wilayah musikal Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir. Musik Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro dan entah apa lagi. Seorang teman menyapa: “Banyak nuansa Arabnya ya? Mbok lain kali bikin yang etnis ‘gitu…”Lho kok Arab bukan etnis? Bukan. Nada-nada arab bukan etnis, melainkan nada Islam. Nada Arab tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam. Sama-sama kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia Islam-menjadi bukan kolak, bukan sambal, dan bukan lalap.Kalau Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan mengambil nada Espanyola, itu primordial namanya. Kalau Gipsy King mentransfer kasidah “Yarim Wadi-sakib…”, itu universal namanya. Bahasa jelasnya begini: apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti primordial, tidak universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak memenuhi kualitas estetik dan tidak bisa masuk jamaah peradaban dunia.Itulah matahari baru yang kini masih semburat. Tetapi kegelapan yang ditimpakan oleh peradapan yang fasiq dan penuh dhonn kepada Islam, telah terakumulasi sedemikian parahnya. Perlakuan-perlakuan curang atas Islam telah mengendap menjadi gumpalan rasa perih di kalbu jutaan ummat Islam. Kecurangan atas Islam dan Kaum Muslimin itu bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum Muslimin yang mau tidak mau terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme sistem peradaban yang dominan dan tak ada kompetitornya.“Al-Islamu mahjubun bil-muslimin“.Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri.Endapan-endapan dalam kalbu kollektif ummat Islam itu, kalau pada suatu momentum menemukan titik bocor – maka akan meledak. Pemerintah Indonesia kayaknya harus segera mervisi metoda dan strategi penanganan antar ummat beragama. Kita perlu menyelenggarakan ‘sidang pleno’ yang transparan, berhati jernih dan berfikiran adil. Sebab kalau tidak, berarti kita sepakat untuk menabuh pisau dan mesiu untuk peperangan di masa depan.(Emha Ainun Nadjib)Kalau dulu Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau dulu Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. 

Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.“Agama” yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat atas kesunyatan Islam.Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka.Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa melalui apresiasi terhadap Qur’an, saya juga akan siap menyatakan diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam.Di Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik, yang karena bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun memasuki wilayah musikal Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir. Musik Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro dan entah apa lagi. Seorang teman menyapa: “Banyak nuansa Arabnya ya? Mbok lain kali bikin yang etnis ‘gitu…”Lho kok Arab bukan etnis? Bukan. Nada-nada arab bukan etnis, melainkan nada Islam. Nada Arab tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam. Sama-sama kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia Islam-menjadi bukan kolak, bukan sambal, dan bukan lalap.Kalau Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan mengambil nada Espanyola, itu primordial namanya. Kalau Gipsy King mentransfer kasidah “Yarim Wadi-sakib…”, itu universal namanya. Bahasa jelasnya begini: apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti primordial, tidak universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak memenuhi kualitas estetik dan tidak bisa masuk jamaah peradaban dunia.Itulah matahari baru yang kini masih semburat. Tetapi kegelapan yang ditimpakan oleh peradapan yang fasiq dan penuh dhonn kepada Islam, telah terakumulasi sedemikian parahnya. Perlakuan-perlakuan curang atas Islam telah mengendap menjadi gumpalan rasa perih di kalbu jutaan ummat Islam. Kecurangan atas Islam dan Kaum Muslimin itu bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum Muslimin yang mau tidak mau terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme sistem peradaban yang dominan dan tak ada kompetitornya.

“Al-Islamu mahjubun bil-muslimin“.Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri.Endapan-endapan dalam kalbu kollektif ummat Islam itu, kalau pada suatu momentum menemukan titik bocor – maka akan meledak. Pemerintah Indonesia kayaknya harus segera mervisi metoda dan strategi penanganan antar ummat beragama. Kita perlu menyelenggarakan ‘sidang pleno’ yang transparan, berhati jernih dan berfikiran adil. Sebab kalau tidak, berarti kita sepakat untuk menabuh pisau dan mesiu untuk peperangan di masa depan.(Emha Ainun Nadjib)

Senin, 10 Juni 2013

Bila data di OS harddisk portable anda tidak bisa terbaca oleh window 7

Hai kawan saya ingin bagi-bagi pengalaman saya mengakali caranya membuka file-file penting di drive OS dari harddisk laptop yang di jadikan portable. sebelumnya saya sempat bingung dan sedikit kecewa karena data-data penting yang jumlahnya bergiga-giga itu tidak bisa terdetek oleh window 7 ketika portable harddisk di colokin (hehe bahasanya) ke usb, sebelumnya saya menyimpan data di drive C (OS) dan ternyata setelah di cari-cari kok data2 usernya tdk bisa di buka...Innnalillahi gumam saya ...(hiks hiks sudah jauh-jauh saya bawa harddisk kok datanya gak bisa di buka) dengan sedikit panik saya langsung minta istri di Indonesia untuk mengemail data-2 yg sedang dibutuhkan tsb..namun saya agak pesimis habis interntet di Indoesia tau sendiri agak lelet dan juga max capacity di email yaho cuma 25 MB....ya Alloh gimana nih sedangkan data tsb sangat saya butuhkan untuk presentasi minggu depan.....(panik-panik)....akhirnya solusi itu datang juga ALHAMDULILLAH begini cara ternyata cukup singkat klo saya googling masalah ini blm nemu solusinya jadi saya tulis saja....ternyata cukup simple tinggal scan dengan antivirus drive OS di harddisk portable tsb maka secara otomatis data-data user kebuka dan bisa di copy paste (waktu itu saya pakai antivirus avast) dengan cepat saya copy ke laptop karena takut hilang lagi heheh...

hikmah: jangan panik dulu berdoa dan cari solusi Insyaa Alloh ada jalan...

begitu kawan semoga yang punya masalah tsb bisa nemu tulisan ini heheh


Kyoto, 2013-6-10